Propublik.id, Jakarta-20 kelompok tani di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur mendapat bantuan berupa 22 unit alat mesin pertanian (alsintan). Bantuan tersebut disalurkan anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema yang bekerja sama dengan pemerintah.
“Bantuan alsintan pasca panen ini adalah hasil kerja sama dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan. Bantuan telah diterima 20 kelompok tani di TTS yang tersebar di berbagai kecamatan,” papar politisi muda PDI Perjuangan tersebut di Jakarta Rabu (7/10/2020).
Ansy menjelaskan, bantuan tersebut dimaksud untuk meningkatkan produktivitas petani dengan memanfaatkan perangkat mekanik modern. Target bantuan kali ini adalah peralatan pascapanen yang diharapkan akan memudahkan dari sisi efisiensi dan efektivitas kerja kelompok-kelompok tani.
Ke-22 alsintan pascapanen yang dibagikan meliputi 10 Unit Mesin Rontok Padi, 10 Unit Pemipil Jagung, 1 Unit Harvester, dan 1 Unit Combine Harvester Multiguna. Sebanyak 20 kelompok tani menghadiri dan menerima langsung 10 Unit Mesin Rontok Padi dan 10 Unit Pemipil Jagung.
“Sedangkan alsintan 2 unit Combine Harvester diserahkan kepada Brigade Pertanian Pemerintah Daerah Kabupaten TTS. Setiap saat para petani di TTS yang membutuhkan alat tersebut, dapat meminjamnya untuk menuai, merontokkan, dan menampi hasil panen padi, jagung, gandum, dan kedelai,” tambah Ansy.
Ansy menjelaskan, mekanisasi pertanian melalui alsintan saat ini tidak hanya digunakan pada lapangan/lahan pertanian (on farm), tapi juga digunakan pada kegiatan pasca-panen pengolahan (off farm). Diharapkan penggunaan alsintan pasca panen dapat menghemat waktu, menghemat biaya tenaga kerja, dan mempercepat pengolahan pasca panen.
“Jadi petani tidak hanya dibantu saat membuka-mengolah lahan. Penggunaan alsintan pasca panen juga dapat meningkatkan produksi dan nilai jual produk tanaman pangan. Artinya, penggunaan teknologi pertanian melalui alsintan meningkatkan kualitas produk tanaman pangan, seperti gabah atau beras, jagung, kedelai sesuai standar yang berlaku, sehingga petani dapat menjual hasil panen dengan harga lebih layak,” jelas Ansy.
Ansy berharap berbagai bantuan alsintan pasca panen ini dapat berkontribusi langsung bagi peningkatan produktivitas pangan di Kabupaten TTS. TTS pernah berjaya dengan jeruk keprok Soe dan apel pada dekade 1980-1990-an hingga diekspor ke luar negeri. Apalagi potensi Jeruk Keprok Soe telah dinyatakan sebagai varietas berkarakter impor oleh Kementerian Pertanian saat rapat Komisi IV DPR RI bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu.
“Selain itu, mayoritas kecamatan di TTS sangat potensial untuk pengembangan bawang putih. Bawang putih dari bibit lokal mempunyai bentuk yang lebih besar ketimbang bawang putih dari bibit luar daerah karena lebih cocok dengan iklim dan tanah di TTS. Saya bahkan menunjukkan secara langsung bawang putih TTS dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Menteri Pertanian,” papar Ansy.
Serah terima bantuan alsintan dilakukan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan dan disaksikan anggota DPRD Komisi II Fraksi PDI Perjuangan Kabupaten TTS Gaudentius Ninu yang mewakili Ansy Lema.