Propublik.id, Jakarta-Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menilai pandemi Covid-19 dan adaptasi kebiasaan baru membawa perubahan pola hidup bagi sebagian masyarakat. Salah satu yang perlu diadaptasi adalah waktu berada di rumah yang lebih lama dari sebelumnya.
“Konsumen menjadi lebih banyak waktu di rumah, sehingga lebih banyak waktu merawat kulit, badan, dan rambut. Akibatnya belanja permintaan untuk perawatan di rumah semakin meningkat menggantikan kebutuhan salon dan spa,” kata Gati Wibawaningsih pada pembukaan Virtual Expo IKM Kosmetik 2020, Selasa (24/11/2020).
Merujuk pada fakta tersebut, Kemenperin mendorong pelaku IKM di sektor kosmetik untuk tetap berproduksi. Selain karena kondisi pasar yang mendukung, produktivitas dan kinerja IKM kosmetik pun diyakini akan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Dia menjelaskan, Virtual Expo IKM Kosmetik 2020 diikuti oleh 35 pelaku usaha dari berbagai wilayah Indonesia. Melalui ajang ini diharapkan pelaku IKM di sektor terkait mampu memperluas jaringan dan akses pasarnya
“IKM ini kami ajak untuk ikut dalam virtual expo, selain sebagai sarana pemasaran produk, juga untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk kosmetik dalam negeri. Selain itu, meningkatkan kapasitas bisnis dan meningkatkan awareness IKM terhadap produk kosmetik lokal yang aman dan terjangkau,” jelas dia.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan I tahun 2020, kinerja industri kimia, farmasi dan obat tradisional (termasuk sektor kosmetik) mengalami pertumbuhan yang gemilang sebesar 5,59 persen.
Bahkan, di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19, kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa melalui capaian nilai ekspornya yang menembus US$317 juta atau sekitar Rp4,44 triliun pada semester I-2020 atau naik 15,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Editor: Dwi Christianto