ProPublik.id, JAKARTA – Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) tengah menggarap dua belas proyek pada sektor kelautan dan perikanan bernilai sekitar US$11,4 juta (setara dengan Rp171 miliar).
Proyek tersebut terfokus pada wilayah Indonesia Timur, yaitu 4 provinsi di antaranya Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat. Dua belas proyek tersebut merupakan bagian dari Coral Reef Rehabilitation and Management Program-Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI) yang sudah berjalan mulai tahun ini.
Selain itu ICCTF juga tengah mengembangkan proposal senilai US$12 juta (setara dengan Rp180 miliar) terkait program Blended Finance serta program Blue Carbon di bidang kelautan dan perikanan yang nantinya akan dilaksanakan di wilayah Sulawesi.
“Proyek-proyek tersebut masuk tahap pematangan, dan segera diwujudkan mulai Agustus 2020 – Februari 2022, dengan perkiraan nilai mencapai US$21 juta – US$23.4 juta,” ujar Direktur Kelautan dan Perikanan, Kementerian PPN/Bappenas, Sri Yanti JS, selaku Koordinator Pokja III Bidang Kelautan dan Perikanan ICCTF, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (27/08/2020).
Ia menuturkan, tahun 2020-2022 ICCTF memfokuskan programnya mendanai program inovasi pembangunan dalam meningkatkan efektifitas pengelolaan pesisir serta menangani dampak perubahan iklim berbasis kelautan (marine based). Tujuannya, untuk mempromosikan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan dan untuk melestarikan keanekaragaman hayati di wilayah pesisir dan laut termasuk terumbu karang serta ekosistem blue carbon seperti mangrove dan padang lamun.
“Program Prioritas Peningkatan Pengelolaan Kemaritiman, Perikanan dan Kelautan ini merupakan strategi untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan yang dapat diadopsi mulai dari pemerintah daerah hingga pusat sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024,” tegas Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas, Arifin Rudiyanto yang juga sekaligus menjabat sebagai Ketua Wali Amanat dari ICCTF.
Sri Yanti JS membenarkan, World Bank menyediakan dana US$6,2 juta dan US$5,2 juta dari Asian Development Bank (ADB). Dana-dana tersebut berasal dari Global Environment Facility (GEF) yang disalurkan melalui kedua lembaga perbankan internasional itu.
Fokus 4 Program
Data ICCTF mencatat fokus 4 proyek di antaranya mitigasi berbasis lahan, adaptasi dan ketahanan, energi, serta kelautan. Sebagai satuan kerja Bappenas, ICCTF percaya bahwa tak akan ada pertumbuhan ekonomi tanpa adanya upaya untuk menjaga kelestarian ekosistem.
Sejak 2019, ICCTF telah mengembangkan program mitigasi perubahan iklim bidang kelautan (marine based) melalui COREMAP-CTI dana hibah World Bank, yang bertujuan untuk melestarikan terumbu karang serta ekosistem penting terkait melalui peningkatan efektivitas pengelolaan di Kawasan Konservasi Laut atau Marine Protected Area (MPA) di wilayah perairan Laut Sawu dan Raja Ampat. Kedua, COREMAP-CTI dana hibah Asian Development Bank yang bertujuan untuk mengelola terumbu karang secara berkelanjutan di Laut Sunda Kecil melalui peningkatan kapasitas untuk mengelola ekosistem terumbu karang di MPA.
Ketiga, inisiatif Blended Finance adalah multi donor terkait pendanaan di sektor kelautan dan perikanan yang bertujuan untuk menjembatani kesenjangan pendanaan pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang saat ini bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Serta keempat, inisiatif Kerangka Strategi Karbon Biru Indonesia bertujuan untuk membentuk Sekretariat Nasional yang berfungsi sebagai pusat informasi, simpul data dan think-tank atas rumusan kebijakan terkait karbon biru.
Lokasi Proyek
Eksekutif Direktur ICCTF Tonny Wagey menyebutkan, lokasi-lokasi proyek yang tersebar di wilayah Perairan Indonesia Timur.
Pertama, enam proyek COREMAP – CTI yang didanai oleh World Bank berlokasi di Raja Ampat, Papua Barat yaitu Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Raja Ampat, Suaka Alam Perairan (SAP) Raja Ampat, dan Suaka Alam Perairan (SAP) Waigeo Sebelah Barat. Serta Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur.
Kedua, enam proyek COREMAP – CTI yang didanai oleh Asian Development Bank berlokasi di kawasan Bali dan Nusa Tenggara Barat, yaitu Taman Pulau Kecil (TPK) Gili Balu, Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) Gili Matra, Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida.
Ketiga, proyek Blended Finance serta Blue Carbon direncanakan di wilayah Sulawesi, yaitu Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara. Pembiayaan kedua proyek ini masih dalam tahap pematangan bersama multi donor.
“Pada lokasi proyek pertama dan kedua masing-masing terdapat enam proyek. Karena satu lokasi maksimal terdapat dua proyek. Sedangkan proyek lainnya masuk tahap pematangan untuk segera diwujudkan,” tandas Tonny.